Jumat, 27 April 2012

Bimbingan Konseling

Bimbingan Konseling
 Bimbingan adalah Proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga men-capai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial)”
 
Bimbingan dan Konseling, “Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka mem-bantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya”.

Fungsi layanan Bimbingan dan Konseling
  • fungsi pemahaman
Memahami Karakteristik/Potensi/Tugas-tugas perkembangan Peserta didik dan membantu mereka untuk memahaminya secara objektif/realistik

  • fungsi preventif
Memberikan Layanan orien-tasi dan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yg patut dipahami peserta didik agar mereka tercegah dari masalah

  • fungsi pengembangan
Memberikan Layanan Bimbingan untuk Membantu Peserta didik Mampu Mengembangkan potensi dirinya/Tugas-tugas perkembagannya
 
  • fungsi kuratif
Membantu para Peserta didik agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapinya (pribadi,sosial, belajar,atau karir)


Jenis – jenis Bimbingan dan Konseling

Bimbingan akademik

Bertujuan:
  1. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
  2. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
  3. Memiliki keterampilan belajar yang efektif.
  4. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar/pendidikan.
  5. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
  6. Memiliki keterampilan membaca buku.

Bimbingan pribadi/social

Bertujuan:
  1. Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.
  2. Memiliki pemahaman ttg irama kehidupan yg bersifat fluktuatif (antara anugrah dan musibah) dan mampu meresponnya dg positif.
  3. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif
  4. Memiliki sikap respek thd diri sendiri
  5. Dapat mengelola stress
  6. Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang diharamkan agama
  7. Memahami perasaan diri dan mampu mengekspresikannya secara wajar
  8. Memiliki kemampuan memecahkan masalh
  9. Memiliki rasa percaya diri
  10. Memiliki mental yang sehat

Bimbingan karier

Bertujuan:
  1. Memiliki pemahaman tentang sekolah-sekolah lanjutan.
  2. Memiliki pemahaman bahwa studi merupakan investasi untuk meraih masa depan.
  3. Memiliki pemahaman tentang kaitan belajar dengan bekerja.
  4. Memiliki pemahaman tentang minat dan kemampuan diri yang terkait dengan pekerjaan.
  5. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir.
  6. Memiliki sikap positif terhadap pekerjaan.
  7. Memiliki sikap optimis dalam menghadapi masa depan.
  8. Memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dg pekerjaan.

Bimbingan keluarga

Bertujuan:
  1. Memiliki sikap pemimpin dalam keluarga
  2. Mampu memberdayakan diri secara produktif
  3. Mampu menyesuaikan diri dengan norma yang ada dalam keluarga
  4. Mampu berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.

Tujuan diberikannya layanan Bimbingan dan Konseling
  1. Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku
  2. Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan berani menghadapi resiko.
  3. Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri.
  4. Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif.
  5. Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalamberinteraksi dengan orang lain.
  6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam kehidupan sosial
  7. Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif
  8. Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompetitif.
  9. Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung pilihan karir.
  10. Meyakini nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat.

Rabu, 25 April 2012

Pengaruh Teknologi Informasi dalam Pendidikan

Pengaruh Teknologi Informasi dalam Pendidikan


Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan teknologi informasi, sekolah-sekolah di Indonesia sudah waktunya mengembangkan pendidikan berbasiskan sistem informasi agar mampu mengikuti perubahan jaman. Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan perkembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan Internet.
Keunggulan teknologi informasi yang diperankan oleh Internet dalam menyediakan informasi apa saja, yang ditayangkan secara multimedia, telah membawa perubahan dalam budaya belajar khususnya dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Saat ini, hanya lembaga pendidikan (berbagai negara, telah menyelenggarakan pendidikan jarak jauh dengan menggunakan bantuan teknologi informasi), pendidikan seperti ini dinamakan sebagai e-Education, e-Learning, e-Campus, Tele-Educaton, Cyber-Campus, Virtual University, dan sebagainya. yang juga dilengkapi dengan digital library termasuk diantaranya e-Book.
Yang perlu diperhatikan sejak awal adalah bahwa penggunaan teknologi informasi tidak sama dengan otomatisasi. Teknologi informasi tidak hanya memecahkan masalah dengan menggantikan pekerjaan yang selama ini dilakukan dengan manual menjadi berbantuan teknologi. Jika paradigma berpikir itu yang digunakan, maka pemanfaatan teknologi informasi tidak akan membawa perubahan yang cukup signifikan. Pemahaman terhadap peran yang dapat dimainkan oleh teknologi informasi atau potensi yang ditawarkan oleh teknologi informasi merupakan modal awal dalam berpikir induktif. Dengan demikian, teknologi informasi dapat dieksploitasi untuk mendapatkan manfaat yang maksimal.
Salah satu contoh penggunaan teknologi informasi dalam model pembelajaran dan pendidikan adalah e-Learning.  Hadirnya e-Learning dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi perubahan ini. Secara umum, e-Learning dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang disampaikan melalui semua media elektronik seperti: Internet, intranet, extranet, satelit, audio/video tape, TV
interaktif, dan CD ROM. Secara umum, kemunculan e-Learning dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua: komplementer(pelengkap) dan substitusi(pengganti), yang pertama mengandaikan cara pembelajaran dengan pertemuan tatap-muka masih berjalan tetapi ditambah dengan model interaksi berbantuan teknologi, sedang yang kedua sebagian besar proses pembelajaran dilakukan berbantuan teknologi. E-Learning dapat difasilitasi secara online maupun offline tetapi berbantuan teknologi.
Keberhasilan pemanfaatan e-Learning environment yang terintegrasi tidak lepas dari berbagai aspek seperti tools teknologi informasi yang digunakan, desain content, metode serta perilaku belajar-mengajar mahasiswa maupun dosen dan lain-lain. Persoalan utama yang sering dihadapi oleh setiap universitas pada saat akan mengembangkan e-Learning adalah keterbatasan bandwidth serta biaya operasional yang sangat tinggi, sehingga sampai hari ini hanya beberapa universitas besar saja di dunia yang mampu mengimplementasikan secara maksimal.
Mungkin saja diera selanjutnya proses pembelajaran yang akan datang akan jauh berbeda dengan ruang kelas seperti sekarang ini yaitu dalam bentuk seperti laboratorium komputer di mana tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan guru berada di depan kelas. Ruang kelas di masa yang akan datang disebut sebagai “cyber classroom” sebagai tempat anak-anak melakukan aktivitas pembelajaran secara individual maupun kelompok dengan pola belajar yang disebut “interactive learning” melalui komputer dan internet. Anak-anak berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitas pembelajaran secara interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materi belajar dari berbagai sumber belajar. Anak akan melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan kondisi kemampuan individualnya sehingga anak yang lambat atau cepat akan memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya. Kurikulum dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk yang lebih fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan dan kondisi anak sehingga memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran maju berkelanjutan baik dalam dimensi waktu maupun ruang dan materi serta guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran sesuai dengan peran-peran yang dibutuhkan. Sesuai gambaran tersebut secara ilustratif disebutkan mungkin di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa notebook dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau didengar, dan dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara.
Meskipun teknologi informasi komunikasi dalam bentuk komputer dan internet telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak secara lebih efektif dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan dan kekurangan. Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan bermain internetnya itu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Dapat juga terjadi proses pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial. Dari aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh.
Narnpaknya model pendidikan e-Education ini, akan sangat diandalkan pada saat ini dan dimasa mendatang. Model e-Education dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk dapat menjawab tantangan perkembangan teknologi informasi, khususnya dalam dunia pendidikan di Indonesia. Model yang dikembangkan dapat saja berbentuk off-line, real time, dan online, yang bersifat non-interactive, semi interactive, atau fullly interactive. Penerapan e-Education perlu difokuskan pada learning and teaching process, berarti bahwa model yang diciptakan juga harus berbentuk e-Learning dan e-Teaching dan implementasinya memerlukan suatu software.
Dan untuk mengurangi kejenuhan sistem pembelajaran yang monoton yang dapat menyebabkan siswa jenuh, maka dibuatlah sistem pembelajaran yang menyenangkan, “edutainment”, yaitu perpaduan antara education (pendidikan) dan entertainment (hiburan). Sebuah proses pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga muatan pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan dengan harmonis. Sebuah proses pembelajaran yang interaktif yang memberikan ruang kepada siswa untuk mengalami, rnencoba, merasakan, dan menemukan sendiri. Di masa depan, proses belajar akan semakin mandiri,  diarahkan sendiri dan dipenuhi sendiri. Ini berarti siswa perlu diberikan cukup ruang untuk mengeksplorasi, bereksperimen dan mengajari dirinya sendiri. Model pendidikan tradisional yang serius diganti dengan belajar mandiri, berdasarkan prinsip-prinsip ilmu kognitif modern. Dengan model ini kecintaan belajar secara alami akan tumbuh dalam diri setiap orang. Semangat otodidak dapat berkembang subur. Setiap individu memiliki gaya belajar dan gaya bekerja yang unik, maka sekolah semestinya dapat melayani setiap gaya belajar individu. Sebagian orang lebih mudah belajar secara visual: melihat gambar dan diagram, sebagian lain secara auditorial; suka mendengarkan. Beberapa orang berorentasi pada teks tercetak; membaca buku, yang lainnya adalah kelompok interaktif; berinteraksi dengan orang lain.

Selasa, 24 April 2012

Tugas Kelompok - Ubiquitos

Kelompok 5
Mentari Br Purba (11-028)


.
1.    Persingungan antara Teknologi dan Pendidikan
Teknologi berkembang pesat dalam dunia pendidikan. Teknologi mampu menunjang proses belajar mengajar. Para siswa belajar tidak hanya menguasai teori saja tetapi sudah dapat merealisasi virtual teori yang didapatkan. Contohnya, para siswa mengetahui komet Halley melintasi bumi setiap 76 tahun sekali. Berkat peran teknologi siswa dapat melihat bagaimana bentuk komet Halley yang sesungguhnya.

2.    Peran Teknologi Internet dalam Dunia Pendidikan
Menurut pengalaman pendidikan kami,
·         TK :                  Belum mengenal teknologi komputer dan internet.
·         SD :                 Sudah mulai mengenal komputer seperti bermain game, belajar                   menggambar, dan belajar mengetik, namun belum mengenal internet.
·         SMP :             Sudah mulai mengenal komputer dan internet melalui pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan mulai menggunakan komputer dalam kehidupan sehari-hari seperti browsing dan menggunakan jejaring sosial.
·         SMA :            Internet mulai ditekankan pada siswa dalam proses belajar mengajar. Internet mempermudah proses belajar mengajar seperti mengirim tugas melalui email dan mencari informasi serta mendaftar ke perguruan tinggi.
Seiring dengan berkembangnya teknologi tentunya kurikulum mengenai teknologi akan berkembang juga.

3.    Ubiquitous Computing menurut Pandangan Kami
Teknologi memiliki peran yang penting dalam pendidikan apabila penggunaannya dapat dimaksimalkan, tentunya dengan tidak disalahgunakan. Menurut kami pada saat ini sedang terjadi masa transisi dari masa realitas virtual menuju masa ubiquitous computing. Ubiquitous komputer akan memaksa komputer/teknologi yang akan eksis di dunia manusia. Ini tampak dimana semakin banyak gadget, handphone, smartphone, yang dapat dimanfaatkan oleh setiap orang untuk belajar. Contohnya, seseorang dapat mengakses internet dari handphone untuk dapat mencari tugas-tugasnya, dimana peran PC telah diganti. Atau contoh lainnya seperti BB yang menyediakan layanan BBM yang memberikan kemudahan agar dapat selalu terhubung dengan orang-orang sekitar.

Tanggapan dari kelompok lain mengenai pandangan kami mengenai ubiquitous computing.
Liandra Khairunnisa
Apa sisi positif dan negatif ubiquitous computing dalam dunia pendidikan?
-          Sisi positif:     kita dapat mengakses informasi dimana saja dengan gadget yang dimiliki seperti handphone, smartphone, tablet, dsb.
-          Sisi negatif:    penyalahgunaan kemudahan mengakses informasi. Contoh, mengakses informasi tentang soal yang sedang diujikan pada saat ujian.
Husna Aritonang
Apakah zaman sekarang masih masa transisi menuju ubiquitous computing atau kita sudah ada pada masa itu?
Pada saat ini di Indonesia belum sepenuhnya pada masa ubiquitous computing. Indonesia pada saat ini sedang dalam tahap realitas virtual menuju ubiquitous computing.

Senin, 09 April 2012

Tugas Kelompok - Pendidikan dan Psikologi






1. Kedudukan Psikologi Sekolah dalam Ilmu Psikologi.


Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengenbangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk mindset anak.

Kedudukannya dalam ilmu psikologi adalah bagian dari wilayah psikologi terapan.

2. Perbedaan Psikologi Sekolah dan Psikologi Pendidikan.


Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengenbangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk mindset anak.
Kedudukannya dalam ilmu psikologi adalah bagian dari wilayah psikologi terapan.

Sedangkan,
Psikologi pendidikan adalah perkembangan dari psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sehingga hampir sebagian besar teori-teori dalam psikologi perkembangan dan sosial digunakan di psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar dan pengelolaan organisasi sekolah.

Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam pendidikan pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah sebagai organisasi psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa belajar dan berkembang, dan sering berfokus pada sub kelompok seperti berbakat anak-anak dan mereka yang tunduk pada khusus penyandang cacat.

3. Fungsi Sekolah sebagai Agen Perubahan.


Sarana sekolah sangat berperan dalam proses perubahan. Walaupun tidak seutuhnya. Karena di dalam ruang lingkup sekolah terdapat pendidik, yang dididik, dan teman. Perubahan ini terjadi seiring dengan berjalannya waktu dan proses ngajar mengajar yang dilakukan. Karena di dalam sekolah kita tidak hanya diberikan pelajaran formal tetapi juga pelajaran non formal. Ini yang mendukung terjadinya perubahan-perubahan. Itu semua merupakan faktor-faktor yang mendukung. Tetapi semuanya dikembalikan kepada individunya masing-masing.

4. Metode yang Dapat Digunakan dalam Sistem Pengajaran di Sekolah.


Metode ceramah yaitu metode yang mana pengajar berperan aktif untuk menyampaikan materi pembelajaran.

Metode diskusi yaitu saling aktifnya antar yang dididik untuk memecahkan suatu permasalahan dan dibimbing langsung oleh pengajar.

Metode demonstrasi yaitu yang dididik menampilkan atau menjabarkan apa yang mereka ketahui tentang suatu permasalahan. Dan jika ada yang kurang tepat maka akan diperbaiki oleh pembimbing atau pendidik.

5. Permasalahan-permasalahan yang Terjadi di Sekolah dan Solusi Pemecahan Masalah.


Permasalahan-permasalahan ini biasanya muncul disebabkan oleh adanya perasaan ketidak cocokan antara yang satu dengan yang lainnya. Atau bisa juga disebabkan dengan faktor ingin tahu atau ingin lebih unjuk gigi. Misalnya seperti tidak masuk sekolah kabur ke warnet. Solusinya adalah membicarakan hal ini dengan lebih komunikatif dengan anak yang bermasalah. Hingga ditemukan suatu jalan keluar dan penyelesaian masalah. Dan ini semua memiliki konsekuensi sesuai dengan kesepakatan atau peraturan yang berlaku.

6. Fungsi dan Peran Psikolog Sekolah dan Perlunya Psikologi Sekolah.


Fungsi Psikolog sekolah adalah untuk menangani atau membuat metode-metode yang cocok untuk sistem di suatu sekolah.

Psikolog sekolah perlu, karena dengan adanya psikolog sekolah kita dapat lebih mudah menyelesaikan suatu masalah. Bukan hanya untuk menyelesaikan masalah. Tetapi untuk mencegah timbulnya masalah. Atau bisa juga membuat suatu hal atau metode yang berujung pada program positif yang menunjang perkembangan anak dalam bidang persekolahan.

7. Hal-hal yang Diberikan dalam Kaitannya dalam Layanan Psikolog Sekolah.


Konsultasi antara siswa dan psikolog. Dalam hal akademik untuk menunjang pembelajaran. Atau dalam penyelesaian suatu masalah. Pengarahan-pengarahan motivasi untuk menunjang pembelajaran. Memahami keinginan peserta didik untuk mendapatkan suatu hasil yang baik.

8. Perbedaan antara Psikolog Sekolah, Psikolog Pendidikan, dan guru BK.


Psikolog sekolah adalah psikolog yang berkutat dalam bidang psikologi tingkat psikodiagnostik, klinis dan konseling, industri dan organisasi.

Psikolog pendidikan adalah psikolog yang berkutat dalam bidang yang membantu pengajar/proses pembelajaran serta memberi konstribusi untuk menghantar anak-anak meraih masa depan yang baik.

Guru BK adalah guru yang bertugas untuk membimbing dan mengembangkan minat dan bakat peserta didik dalam ruang lingkup pribadi, sosial, belajar, dan karir.

Rabu, 04 April 2012

Tugas Kelompok - PAUD


Mentari Purba (111301028)
Menurut kami, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) itu sangat penting dalam membangun karakter anak. Pendidikan yang baik dalam usia ini, dapat menjadi dasar yang baik dalam perkembangan ke jenjang selanjutnya. Adapun contoh dari pendidikan anak pra-sekolah itu adalah play group dan taman kanak-kanak.
                Berdasarkan pengalaman kami,  pada pendidikan di TK, kami diajari berbagai hal. Bagaimana caranya bersosialisasi, bermain sambil belajar, cara mengenal lingkungan, dan norma-norma terhadap masyarakat. Selain itu, banyak pengalaman yang kami dapatkan di pendidikan TK jika dibandingkan dengan anak-anak yang langsung menjalani pendidikan Sekolah Dasar (SD). Maka dari itu, menurut kelompok kami, pendidikan anak usia dini itu merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan demi perkembangan dari anak usia dini.
                Berikut ini pentingnya pendidikan anak usia dini ditinjau dari berbagai segi, seperti sosial-emosional, kognitif, bahasa, fisik, dan seni. Apa pengaruh hal-hal tersebut akan sedikit kami paparkan.  Semoga bermanfaat J
SOSIAL EMOSIONAL
Anak mampu membangun interaksi dengan merespon kehadiran orang lain,Anak mampu berinteraksi dengan lingkungan terdekatnya (keluarga), dan menunjukkan keinginannya dengan kuat,Anak mampu berinteraksi dan mengenal dirinya, dan menunjukkan keinginannya dengan kuat Anak mampu berinteraksi, dapat menunjukkan reaksi emosi yang wajar, serta mulai menunjukkan rasa percaya diri Anak mampu berinteraksi, mulai dapat mengendalikan emosinya, mulai menunjukkan rasa percaya diri, serta mulai dapat menjaga diri sendiri Anak mampu ber- interaksi, dan mulai mematuhi aturan, dapat mengendalikan emosinya, menunjukkan rasa percaya diri, dan dapat menjaga diri sendiri.
KOGNITIF
Anak mampu menyadari keberadaan benda yang tidak dilihatnya,Anak bereksplorasi melalui indera dan motoriknya terhadap benda yang ada di sekitarnya Anak mampu mengenal benda dan memanipulasi objek/benda ,Anak mampu mengenal konsep sederhana dan dapat mengklasifikasi ,Anak mampu mengenal dan memahami berbagai konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari,Anak mampu memahami konsep sederhana dan dapat memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
BAHASA
Anak mampu merespon suara. Anak mampu mengerti isyarat dan perkataan orang lain serta mengucapkan keinginannya secara sederhana,Anak dapat men- dengangarkan, dan ber- komunikasi secara lisan dengan kalimat sederhana,Anak dapat mendengarkan, berkomunikasi secara lisan serta memiliki penbenda- haraan kosa kata yang semakin banyak Anak dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki perbenda- haraan kata-kata dan mengenal simbol-simbol ,Anak dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk per- siapan membaca, menulis dan berhitung


FISIK
Anak mampu menggerakkan tangan, lengan, kaki, kepaladan badan,Anak mampu menggerakkan anggota tubuhnya dalam rangka latihan kekuatan otot tangan, otot punggung dan otot kaki untuk menjaga keseimbangan,Anak mampu melakukan gerakan seluruh anggota tubuhnya secara terkoordinasi Anak mampu melakukan gerakan secara ter- koordinasi dalam rangka kelenturan, dan keseimbangan ,Anak mampu melakukan gerakan tubuh secara ter- koordinasi dalam rangka kelenturan, kelincahan, dan keseimbangan ,Anak mampu melakukan gerakan tubuh fisik secara ter- koordinasi kelenturan sebagai keseimbangan, dan kelincahan


SENI
Anak mampu bereaksi terhadap irama yang didengarnya ,Anak mampu meniru suara dan gerak secara sederhana Anak mampu melakukan berbagai gerakan anggota tubuhnya sesuai dengan irama dapat mengekpresi-kan diri dalam bentuk goresan sederhana,Anak mampu melakukan berbagai gerakan sesuai irama , menyajikan dan berkarya seni,Anak mampu meng- ekspresikan diri dengan meng- gunakan berbagai media/bahan dalam berkarya seni melului kegiatan eksplorasi,Anak mampu meng- ekspresikan diri dan ber- kreasi dengan berbagai gagasan imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni.


Selasa, 03 April 2012

Classical Conditioning & Operant Conditioning

Classical Conditioning & Operant Conditioning

 

Classical Conditioning

ivan-pavlov

Classical conditioning (pengkondisian klasik) di kemukakan oleh seorang psikolog Rusia bernama Ivan pavlov. Pengkondisian klasik adalah tipe pembelajaran dimana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli. Dalam hal ini stimuli netral diasosiasian dengan stimulus yang bermakna dan menimbulkan kapasitas untuk mengeluarkan respon yang sama. Tedapat dua tipe stimuli dan dua tipe respon, yaitu: unconditioned stimulus (US), unconditioned response (UR), conditioned stimulus (CS), dan conditioned response (CR).
Pavlov melakukan penelitian mengenai pengkondisian klasikal dengan menggunakan anjingnya dan diasosiasikan dengan bel.


Saat sebelum pengkondisian:
US                          ->                           UR
makanan                                           anjing berliur

stimulus netral             ->                   tidak ada respon
Bel                                                         anjing tidak berliur

Pengkondisian:

Stimulus   + US                  ->                           UR
Bel + makanan                                        anjing berliur

Setelah pengkondisian:
CS                           ->                           CR
Bel                                              anjing berliur

 6a00d834204f4c53ef00e54f5fa59f8834-800wi
Penjelasan:
Unconditioned stimulus (US) adalah sebuah stimulus yang secara otomatis menghasilkan respons tanpa ada pembelajaran terlebih dahulu. Dalam eksperimen Pavlov, makanan adalah US. Unconditioned response (UR) adalah respons yang tidak dipelajari yang secara otomatis dihasilkan oleh US. Dalam eksperimen Pavlov, air liur anjing yang merespon makanan adalah UR. Sebuah conditioned stimulus (CS) adalah stimulus yang sebelumnya netral yang akhirnya menghasilkan conditioned response setelah diasosiasikan sengan US. Diantara stimuli yang terkondisikan dalam eksperimen Pavlov adalah beberapa penglihatan dan suara yang terjadi sebelum anjing menyantap makanan, seperti suara pintu tertutup sebelum makanan ditmpatkan di piring anjing. Conditioned response (CR) adalah respons yang dipelajari, yakni respons terhadap stimulus yang terkondisikan yang muncul setelah terjadi pasangan US-CS.
  
Generalisasi, diskriminasi, dan pelenyapan dalam pengkondisian klasik
Generalisasi dalam pengkondisian klasikal adalah tendensi dari stimuli baru yang sama dengan conditioned stimulus yang asli untuk menghasilkan respons yang sama (Jones, Kemenes, & Benjamin, 2001 dikutip dari Psikologi Pendidikan). Dalam eksperimen Pavlov, anjing akan merespon stimuli suara yang mirip dengan suara bel.
Diskriminasi dalam pengkondisian klasik terjadi ketika organisme merespons stimuli tertentu tetapi tidak merespons stimuli lainnya (Murphy, Baker, & Fouquet, 2001 dikutip dari Psikologi Pendidikan). Dalam eksperimen Pavlov, Pavlov hanya akan memberikan makan setelah bel dibunyikan dan bukan suara lain.
Pelenyapan (extinction) dalam pengkondisian klasik adalah pelemahan conditioned response (CR) karena tidak adanya  unconditioned stimulus (US). Dalam eksperimen Pavlov, Pavlov membunyikan bel berulang kali tetapi tidak memberikan makanan. Akhirnya anjing tidak berliur lagi ketika bel dibunyikan.

Operant Conditioning

thorndike


 

Operant Conditioning (prngkondisian operant) adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulangi.
Pada awalnya penelitian mengenai operant conditioning dilakukan oleh E.I. Thorndike. Namun penelitian yang dilakukan oleh Skinner lebih sederhana dan lebih dapat diterima secara luas.
Hukum efek (law effect) yang dikumukakan Thorndike menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil positif akan diperkuat dan bahwa perilaku yang diikuti hasil negatif akan diperlemah.

Skinner mengungkapkan bahwa konsekuensi perilaku akan menyebabkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan terjadi. Konsekuensi—imbalan atau hukuman bersifat sementara (kontingen) pada perilaku organisme.
Penguatan dan hukuman
Penguatan (imbalan) (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sedangkan hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
Penguatan ada 2 macam, yaitu:
  1. Penguatan positif (positive reinforcement). Penguatan positif digunakan untuk meningkatkan perilaku. Frekuensi respon akan meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding).
  2. Penguatan negatif (negative reinforcement). Penguatan negatif diberikan untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan. Frekuensi respon akan meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan) (Frieman, 2002 dikutip dari Psikologi Pendidikan).
Perbedaan antara penguatan positif dan negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau dihilangkan.
Generalisasi, diskriminasi, dan pelenyapan dalam pengkondisian operant
Generalisasi pada pengkondisian operant adalah memberikan respon yang sama terhadap stimuli yang sama atau mirip.
Diskriminasi adalah pembedaan di antara stimuli dan kejadian lingkungan.
Pelenyapan terjadi ketika respon penguat sebelumnya tidak lagi diperkuat dan responnya menurun.

Prompt dan shaping juga merupakan strategi yang berdasarkan operant conditionging. Prompt adalah stimulus tambahan atau isyarat tambahan yang yang diberikan sebelum respons dan meningkatkan kemungkinan respons itu akan terjadi. Sedangkan shaping adalah mengajari perilaku  baru dengan memperkuat perilaku yang mirip dengan perilaku sasaran.

Skinner melakukan eksperimen dengan menggunakan burung merpati seperti video di bawah ini. Dalam video ini juga ditampilkan mengenai orang-orang yang bermain di mesin judi yang mendapatkan positife reinforcement yang diberikan secara acak ketika mereka memenangkan hadiah.