Sabtu, 14 Desember 2013

Laporan Hasil Kunjungan SMK Tritech Medan

Laporan Hasil Kunjungan SMK Tritech Medan



BAB I

Pendahuluan


A.    Latar Belakang Sekolah

Profil Sekolah
Nama Sekolah             : SMK Tritech Informatika Medan
Alamat Sekolah           : Jl. Bhayangkara No. 522 CDE, Medan
Provinsi                      : Sumatera Utara
Status Sekolah            : Swasta
 
Visi dan Misi Sekolah
Visi Sekolah:

  • Menjadikan SMK berbasis teknologi Informatika yang Unggul, Mandiri, Religius dan Berstandar Internasional
Misi Sekolah:

  • Siswa/i mampu menguasai komputer software dan hardware serta  jaringan IT
  • Melahirkan generasi yang handal dalam bidang IPTEK, IMTAQ dan berjiwa kebangsaan

B.     Data Observer

Semua observer melakukan observasi pada kelas pagi, di kelas X TEX 2.
Nama   : Mentari Purba
NIM    : 111301028


Nama   : Cynthia Halim
 

NIM    : 111301044


Nama   : Priscilla Simanjuntak
 

NIM    : 111301096


Nama   : Agnes Crista
 

NIM    : 111301124


Nama   : Eva Brahmana
 

NIM    : 111301126


C.    Kondisi Fisik Kelas

Kelas dicat dengan dua warna, yaitu warna hijau dan warna kuning. Setiap siswa/i masing-masing memiliki meja dan kursi sendiri. Daftar perangkat kelas digantung di dinding. Kelas memiliki CCTV di bagian atas sudut pintu. Fasilitas penunjang lain yang dimiliki kelas adalah sebagai berikut:
-   AC (air conditioner)      : 1 buah
-   Kipas angin                   : 1 buah
-   Whiteboard                   : 1 buah
-   Lampu neon                  : 4 buah
-   Televisi                         : 1 buah
-   Pengharum ruangan       : 1 buah
-   Sapu                              : 1 buah
-   Serokan sampah             : 1 buah


D.    Hasil Observasi

Observasi dilakukan pada hari Senin tanggal 18 November 2013 pada pukul 08.00 WIB sampai pukul 09.00 WIB, kami melakukan observasi di SMK TRITECH, tepatnya di kelas X TEX 2. Adapun hasil observasi kami:


a.  Suasana Kelas

Pada saat kami memasuki kelas dan memperkenalkan diri,  siswa yang berada di kelas mulai berbincang-bincang dan menanyakan berbagai pertanyaan kepada kami. Guru yang berada di kelas menenangkan mereka, setelah itu kami dipersilahkan duduk di bangku kelas paling belakang, kemudian guru tersebut kembali menerangkan materi pelajaran sebelumnya. Di dalam kelas tersebut, ada beberapa siswa saling berbincang dengan teman sebangkunya, dan ada juga yang memainkan program di laptop saat gurunya menjelaskan materi pelajaran. Setelah guru tersebut selesai menjelaskan materi, mereka diberikan tugas membuat suatu produk, dan tugasnya dikerjakan secara berkelompok. Beberapa siswa langsung mengerjakan tugas tersebut dengan temannya, tetapi ada juga yang tidak karena masih menentukan teman sekelompoknya. Saat para siswa mengerjakan tugas, guru sesekali berjalan mengitari kelas, dan menjelaskan kembali maksud tugas kepada siswa yang bertanya. Pada saat mereka mengerjakan tugas tersebut, ada beberapa siswa yang berjalan-jalan di dalam kelas dan menganggu temannya yang mengerjakan tugas, guru membiarkan tindakan siswanya tersebut dan tetap menjelaskan tugas pada salah satu siswanya. Kemudian bel tanda pergantian jadwal mata pelajaran berbunyi, beberapa siswa di dalam kelas mulai ribut dan berhenti mengerjakan tugas yang diberikan gurunya, ada satu siswa yang mulai mengedit foto di laptop, dan ada juga yang mengerjakan tugas yang lain.



b. Media pembelajaran yang digunakan siswa
Saat proses belajar, siswa menggunakan laptop, dan ada yang mencatat materi yang diajarkan di buku tulis. Siswa juga mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan menggunakan laptop, meskipun ada fasilitas wi-fi, siswa tidak menggunakannya.


c. Media pembelajaran yang digunakan guru
Guru mengajar di kelas menggunakan laptop dan menjelaskan materi dalam bentuk slide power point yang ditampilkan pada televisi yang berada di depan kelas, tepatnya di atas whiteboard. Guru juga mengajar menggunakan buku panduan, kemudian menggunakan spidol untuk menuliskan contoh tugas di whiteboard.





  

BAB II
Teori dan Pembahasan




A.    Teori Pemrosesan Informasi


Teori pemrosesan informasi membahas langkah-langkah dasar individu yang diambil individu untuk memperoleh, menyandikan, dan mengingat informasi. Komponen esensial dari belajar adalah pengorganisasian informasi yang dipelajari, pengetahuan sebelumnya yang sudah dikuasai pemelajar, dan proses yang melibatikan pemahaman, pengertian, serta menyimpan dan mengambil kembali informasi. Dua asumsi pokok yang mendukung riset pemrosesan informasi adalah:

(1) Sistem memori adalah pengolah informasi yang aktif dan terorganisasi

(2) Pengetahuan sebelumnya berperan penting dalam belajar

     Metode pembelajaran yang digunakan di kelas X TEX 2 mengacu pada teori pemrosesan informasi dalam perspektif kognitif dan metakognisi dan pemecahan masalah. Pada teori pemrosesan informasi membahas langkah-langkah dasar individu yang diambil individu untuk memperoleh, menyandikan, dan mengingat informasi. Awalnya guru memberikan materi kewirausahaan yang ditampilkan dalam bentuk slide power point pada layar, kemudian para siswa mendapatkan informasi melalui indra dan kemudian mengkodekannya sesuai dengan interpretasi makna masing-masing agar dapat mengerjakan tugas.


B.     Teori Peran Perhatian


Pemrosesan informasi yang datang membutuhkan perhatian selektif terhadap kejadian, objek, simbol, dan stimuli tertentu lainnya agar informasi itu dapat dipelajari. Ketika perincian gamblang teks mengganggu perhatian pemelajar, generalisasi penting dalam materi mungkin luput dari perhatian. Perhatian pemelajar bisa dideskripsikan sebagai “manajer garis depan” yang penting dalam menentukan informasi yang akan diberikan untuk pemrosesan lebih lanjut.

            Ketika materi pelajaran diberikan oleh guru, ada yang memperhatikan dengan baik, dan ada yang berbincang-bincang dengan temannya, dan ketika guru memberikan tugas dan menyuruh para siswa untuk membentuk kelompok, ada yang langsung membentuk kelompok, dan ada siswa yang masih duduk di tempat dan tidak membentuk kelompok. Ketika materi diberikan oleh guru, maka perhatian dan konsentrasi dari siswa akan menentukan bagaimana dia mempersepsikan tugas tersebut dan menentukan tindakan yang akan siswa lakukan selanjutnya. Pada siswa di kelas X TEX 2, siswa yang memperhatikan guru saat mengajarkan materi dengan baik, maka perhatiannya akan terfokus pada tugas dan kemudian mengerjakannya sesuai dengan instruksi tugas yang diberikan. Sedangkan bagi siswa yang berbincang-bincang ketika proses belajar dan tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar, perhatiannya akan luput dari tugas sehingga saat tugas diberikan, siswa tersebut santai dan tidak langsung mengerjakan tugas dan instruksi yang diberikan.


C.    Teori Metakognisi dan Pemecahan Masalah


Secara umum, metakognisi dapat dikatakan sebagai berpikir tentang pemikiran. Beberapa perspektif menekankan pengetahuan individual tentang kognisi dan penggunaan strategi. Komponen utama dari metakognisi adalah:

(1) pengetahuan dan kesadaran tentang pemikiran diri sendiri,

(2) pengetahuan tentang kapan dan di mana mesti menggunakkan strategi yang

     diperoleh

Pengetahuan tentang pemikiran seseorang mencakup informasi tentang kapasitas dan keterbatasan dirinya sendiri dan kesadaran akan kesulitan selama belajar sehingga dapat dilakukan perbaikan.

Model aktivitas meta kognitif dalam belajar terdiri dari 4 tahap, yaitu pendefinisian tugas, penentuan tujuan dan perencanaan, melakukan taktik dan strategi studi, dan mengadaptasi studi. Jika tugas studi sama, tahapannya bisa dilompati.

Masing-masing tahap menghasilkan suatu produk yang dievaluasi pemelajar (aktivitas kognitif) dan memutakhirkan kondisi tindakan untuk tahap selanjutnya. Persepsi siswa terhadap tugas belajar, misalnya adalah basis untuk penentuan dan tujuan di tahap kedua. Standar personal siswa juga memengaruhi tindakan di setiap tahap. Waktu yang tersedia untuk belajar juga memegaruhi keputusan siswa.

            Pada saat guru memberikan tugas, siswa/i kelas X TEX 2 ada yang tampak mengerjakannya dengan sungguh-sungguh, dan ada juga yang mengerjakan tugas dengan seadanya, bahkan membuka program yang tidak berhubungan dengan tugas. Hal ini terjadi karena pada saat para siswa diberikan tugas, mereka akan melakukan tahap-tahap model aktivitas metakognitif. Saat diberikan tugas, siswa akan mendefinisikan tugas, yaitu memunculkan persepsi tugas tersebut. Pada awalnya guru memberikan tugas untuk membuat produk minuman kemasan yang dapat menarik banyak konsumen, setelah itu siswa mengetahui tujuan dari tugas yang diberikan kemudian mereka mulai menyusun rencana bagaimana membuat suatu produk kemasan yang dapat menarik perhatian konsumen. Pada tahap model aktivitas kognitif yang pertama, para siswa akan mempersepsikan sifat dari tugas tersebut. Kemudian pada tahap kedua siswa akan memilih cara untuk menangani tugas tersebut, mereka akan memikirkan apa yang akan harus dilakukan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Bagi siswa yang mempersepsikan tugas tersebut penting akan berencana mengerjakan tugas tersebut dengan baik, salah satu caranya dengan berdiskusi dengan guru tentang tugas, atau menanyakan bagian tugas yang tidak dipahami. Sedangkan siswa yang mempersepsikan tugasnya sebagai tugas biasa, akan berencana untuk mengerjakan tugas dengan seadanya, sesuai instruksi yang sudah ada. Kemudian pada tahap tiga, para siswa melakukan strategi yang mereka rencanakan pada tahap kedua. Dan dalam tahap tiga, siswa mempersepsikan tugas dengan biasa-biasa saja, akan beranggapan tidak ada lagi hal yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan tugas, akan mengabaikan tugas tersebut, dan melakukan hal yang dia persepsikan lebih penting, pada salah satu siswa di kelas X TEX 2, ada yang langsung membuka program untuk mengedit foto, padahal teman sekelompoknya masih mengerjakan tugas. Dan pada tahap yang keempat, mereka akan mengadaptasi hasil tugas mereka, apakah mereka sudah puas dengan usaha dan hasil dari tugas yang mereka kerjakan, atau masih tidak puas dan akan melakukan perubahan pada tugas-tugas lainnya nanti.





BAB III
Kesimpulan dan Saran




Berdasarkan hasil observasi dan analisa berdasarkan teori, kelompok dapat menyimpulkan dan memiliki saran sebagai berikut:


A.    Kesimpulan


Sistem pembelajaran modern yang dilakukan oleh SMK Tritech telah berhasil diterapkan dengan cukup baik oleh para guru dan siswa. Penggunaan media pembelajaran seperti laptop dan televisi, memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran baik kepada siswa, dan kepada guru. Fasilitas di dalam kelas cukup lengkap untuk mendukung proses pembelajaran. Saat proses belajar, metode pengajaran berupa diskusi yang dilakukan guru membuat para siswa di dalam kelas tidak merasa tegang, sehingga siswa tidak takut memberikan pendapat.

B.     Saran


Ruangan kelas sebaiknya diperluas agar bisa memaksimalkan proses belajar sehingga kelas tidak terkesan penuh dan sempit. Kelas yang luas dapat menambah kenyamanan siswa saat melakukan proses belajar. Sehingga siswa dapat fokus dengan proses belajar dan tidak mudah terdistraksi dengan hal-hal lain. Guru yang mengajar juga sebaiknya bisa lebih mengontrol kondisi kelas agar siswa tetap fokus dengan pelajaran.






Daftar Pustaka

Gredler, M. E. (2011). Learning and instruction. Teori dan Aplikasi: edisi keenam. Jakarta: Kencana.


Lampiran
Foto



Senin, 28 Oktober 2013

Testimoni UTS Psikologi Belajar




 Alhamdulillah, UTS mata kuliah Psikologi Belajar selesai juga. Ujian kali ini berbeda dengan ujian-ujian lainnya. Ujian dilaksanakan dengan sistem online selama 3 hari. Soal dan jawaban dikirimkan via online, walau begitu ujiannya tetap membuat deg-degan dan kocar-kacir juga.

Dikaitkan dengan teori John Watson tentang studi perilaku bahwa semua organisme menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui respons, dan respons-respons tertentu biasanya disebabkan oleh peristiwa (stimuli) tertentu.
 
Stimuli di sini adalah UTS Psikologi Belajar itu sendiri, sedangkan respons adalah bagaimana mahasiswa merespons (menjawab) soal-soal UTS yang Ibu berikan. Dan respons-respons yang diberikan pun berbeda-beda antar tiap mahasiswa.
 
Saya sendiri merespons stimuli (UTS) pada awalnya sedikit bersantai. Saya mulai menjawab soal pertama pada hari Jumat. Lalu setelah itu saya mulai mendapat tekanan dari berbagai sisi seperti teman-teman yang sudah banyak selesai atau hampir selesai, dan teguran dari Ibu Dina yang membuat respons saya menjadi lebih meningkat. Dan saya menjadi lebih berusaha lebih baik lagi dalam menjawab soal-soal sesegera mungkin dan sebaik mungkin.
 
Ujian seperti ini mengajarkan saya untuk lebih dapat memanajemen waktu dan mengajarkan saya bahwa di jaman dimana teknologi sudah berkembang pesat kita tidak hanya dapat mengerjakan ujian secara konvensional seperti di kelas tapi juga dapat dilakukan dengan teknologi internet seperti ini.

Thankyou!!!


Jumat, 04 Oktober 2013

BAB 10 KOGNITIF SOSIAL BANDURA

BAB 10 KOGNITIF SOSIAL BANDURA

PRINSIP BELAJAR

Teori kognitif-sosial Albert Bandura berusaha menjelaskan belajar dalam latar naturalistik. Berbeda dengan latar laboratorium, lingkungan sosial memberi banyak kesempatan bagi individu untuk mendapatkan keterampilan dan kemampuan yang kompleks melalui observasi perilaku model dan konsekuensi behavioral.

Asumsi Teori Belajar Kognitif-Sosial

  1. Pemelajar dapat (a) mengabstraksi informasi dari pengamatan terhadap orang lain, dan (b) membuat keputusan tentang perilaku yang akan dijalankan.
  2. Tiga cara relasi yang saling terkait antara perilaku (B), lingkungan  (E) dan kejadian personal internal (P) akan menjelaskan belajar.
  3.  Belajar adalah akuisisi representasi simbolis dalam bentuk kode verbal atau visual.

Komponen Belajar


Dalam latar naturalistik, individu mempelajari perilaku baru melalui observasi atau model serta akibat dari tindakannya.

  1. Model Kelakuan
  • Model nyata antara lain adalah anggota keluarga, kawan, rekan kerja, dan orang lain yang berhubungan langsung dengan individu.
  • Model simbolik sebaliknya adalah gambaran representasi perilaku, seperti televisi dna film yang menggambarkan lingkungan dan situasi dimana anak, remaja, atau orang dewasa tidak berhubungan langsung dengan situasi itu.


  1.  Konsekuensi dari perilaku yang dicontohkan
  • Penguatan pengganti (vicarious reinforcement). Perilaku model harus menghasilkan penguatan untuk perilaku tertentu, dan reaksi emosional positif harus terbangkitkan pada diri pengamat.
  • Penguatan langsung adalah hasil langsung yang dimunculkan oleh perilaku imitiatif selanjutnya dari pengamat.
  • Penguatan yang diatur sendiri oleh pengamat untuk perilaku imitiatifnya.

  1. Proses Internal Pemelajar
Proses  kognitif  berperan penting dalam belajar. Kemauan pemelajar untuk mengkodekan dan menyimpan pengalaman fana ke dalam bentuk simbolik. Dan untuk mempresentasikan konsekuesi masa depan dalam pikiran merupakan hal yang penting untuk perolehan dan perubahan perilaku manusia. Pemprosesan kognitif terhadap peristiwa dan konsekuensi potensial menjadi pedoman perilaku pemelajar. Ada empat komponen yang bertanggung jawab pada proses belajar dan kinerja, yaitu proses atensi, retensi, produksi motorik, dan proses motivasi.


     4.      Self efficacy

Konstruk yang disebut ketangguhan diri (self-efficacy) adalah keyakinan seseorang tentang kemampuannya sendiri dan keyakinan ini memotivasi pemelajar dengan cara tetentu. Keyakinan ketangguhan diri (self efficacy) adalah keyakinan seseorang pada kemampuannya untuk mengorganisasikan dan melaksanaka tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan pencapaian tertentu.


Selasa, 01 Oktober 2013

BAB III Otak Manusia




BAB III Otak Manusia


Otak manusia adalah sistem alamiah yang paling kompleks yang pernah dikenal di alam ini; kompleksitasnya menyamai dan mungkin melebihi kompleksitas struktur ekonomi dan sosial yang paling rumit sekalipun. Otak adalah bidang ilmu yang baru.

 

Pembentukan Otak

Blok pembentukan dasar otak adalah neuron, yang merupakan unit komunikasi, sel-sel glial yang memberikan dukungan struktural untuk neuron. Masing-masing neuron terdiri dari satu sel dan “kabel” komunikasi antar neuron dinamakan axon (“ekor panjang”) dan seperangkat dendrite atau cabang.

Struktur Otak

Otak terdiri dari neuron dan jaringan neuron (struktur mikroskopis) dan struktur subcortical dan cortical. Blok pembentuk dasar otak adalah neuron, yang merupakan unit komunikasi. Masing-masing neuron terdiri satu sel dan ”kabel” komunikasi antar neuron dinamakan axon dan seperangkat dendrit atau cabang. Ketika satu neuron aktif, ia mengirimkan aliran listrik melewati axon ke synaps. Ketika aliran listrik itu sampaike synaps, ia kemudian dibawa melintasi synaps oleh cairan kimia yang dikenal sebagai neurotransmitter. 

Subkortikal dari otak tersebut memiliki empat struktur yaitu thalamus yang berfungsi untuk memproses informasi visual dan audio, hypothalamus yang berfungsi memonitor keadaan internal seperti asupan makanan, minuman, dan suhu tubuh, amygdala terlibat dalam emosional dan memberikan penilaian dengan cepat, dan yang keempat yaitu cerebellum bertanggung jawab atas koordinasi otot, gerakan motorik halus dan keseimbangan. Sedangkan pada struktur kortikal, seperti hippocampus menjalankan peran dalam belajar dan memori, serta cingulate cortex terlibat dalam emosi.



Jumat, 20 September 2013

Testimoni Kuliah Online dan Diskusi




Diskusi secara online sangat seru dan menyenangkan. Karena diskusi juga dilakukan bersama teman-teman sekelompok sehingga suasananya sangat hangat dan tidak canggung. Kami bertukar pendapat berganti-gantian dan kami semua (saya, Cynthia, Cilla, Eva dan Agnes) sangat aktif dan terkadang muncul komentar-komentar atau pendapat-pendapat lucu yang membuat saya terkekeh sendiri di depan komputer :D. Tapiii, bahasa dan tutur kata juga harus tetap sopan karena verbatimnya harus dikumpulkan kepada Ibu Dina.

Topik yang kami bahas dalam diskusi adalah Teori Gestalt. Pendapat-pendapat dan ide-ide yang disampaikan teman-teman sangat membantu saya mengembangkan pemikiran saya tentang teori ini. Kami berdiskusi sekitar satu jam setengah dan hasilnya mungkin belum sangat bagus akan tetapi kami sudah melakukan terbaik.

Thankyou!!!

Senin, 09 September 2013

BAB I TINJAUAN


BAB I TINJAUAN


1.            Apa Itu Belajar?


Belajar (learning) adalah proses multisegi yang biasanya dianggap sesuatu yang biasa saja oleh individu sampai mereka mengalami kesulitan saat menghadapi tugas yang kompleks. Akan tetapi kapasitas belajar adalah karakteristik yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.
Tiga aspek unik dari kecerdasan manusia:
1.      Manusia mampu mempelajari penemuan, penciptaan, dan ide - ide dari pemikir besar    dan ilmuan besar di masa lampau (pengalaman yang diwariskan).
2.      Individu mampu mengembangkan pengetahuan tentang tempat dan kejadian yang belum mereka alami secara personal melalui pengalaman orang lain (pengalaman sosial).
3.      Manusia menyesuaikan lingkungan dengan diri mereka, bukan sekedar beradaptasi dengan lingkungan (pengalaman yang diulang).

2.            Apa Peran Belajar dalam Kehidupan Sehari - hari?

1.      Bagi individu, studi tentang “belajar” dapat menjelaskan tentang pemerolehan berbagai kemampuan dan keterampilan, tentang strategi untuk menjalankan peran di dunia, serta tentang sikap dan nilai yang memandu tidakan seseorang.

2.      Belajar penting bagi masyarakat. Salah satu tujuannya, seperti dicatat oleh Vygotsky (1924/1979), adalah mempelajari tentang nilai, bahasa, dan perkembangan kultul-pengalaman yang diwariskan. Belajar juga merupakan basis untuk kemajuan masyarakat di masa depan. Perkembangan diciptakan oleh individu yang didasari oleh kemampuan belajar dan kapasitas mereka untuk menciptakan penemuan baru yang dilanjutkan dari generasi ke generasi, contohnya seperti komputer.
3.      Pemelajar (learner) mengonstruksi makna untuk diri mereka sendiri dan konteks dimana mereka tinggal. Yakni, individu memilih informasi dari interaksi dengan orang dan kejadian yang terjadi di keluarga, sekolah, pertemanan, komunitas, dan lingkungan kerja. Individu kemudian menghubungkan informasi pilihan itu dengan pengetahuan yang dimilikinya, kemudian menganalisisnya, dan mengonstruksinya ke dalam memori.

3.            Apa Fungsi Teori Belajar?

Teori belajar yang baik harus memenuhi fungsi umum dan khusus yang berkaitan dengan belajar dan pembelajaran.
Fungsi Umum
1.      Sebagai kerangka untuk melakukan riset. Fungsi ini terkait dengan syarat bahwa teori harus memuat prinsip yang dapat diuji; teori yang baik akan diterjemahkan ke dalam desain riset yang konkret.
2.      Memberikan kerangka penataan informasi yang spesifik.
3.      Mengidentifikasi sifat dari peristiwa yang kompleks.
4.      Mereorganisasi pengalaman sebelumnya.
5.      Bertindak sebagai penjelasan kerja dari peristiwa.

Fungsi Khusus
1.      Sebagai pedoman perencanaan instruksi.
2.      Mengevaluasi produk yang dipakai di kelas dan praktik belajar yang berlangsung.
3.      Mengdiagnosa problem dalam instruksi kelas.
4.      Mengevaluasi riset berdasarkan teori.


Daftar Pustaka

Gredler, Margaret.E., 2011., Learning and instruction, teori dan aplikasi. Jakarta: Kencana