Senin, 28 Oktober 2013

Testimoni UTS Psikologi Belajar




 Alhamdulillah, UTS mata kuliah Psikologi Belajar selesai juga. Ujian kali ini berbeda dengan ujian-ujian lainnya. Ujian dilaksanakan dengan sistem online selama 3 hari. Soal dan jawaban dikirimkan via online, walau begitu ujiannya tetap membuat deg-degan dan kocar-kacir juga.

Dikaitkan dengan teori John Watson tentang studi perilaku bahwa semua organisme menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui respons, dan respons-respons tertentu biasanya disebabkan oleh peristiwa (stimuli) tertentu.
 
Stimuli di sini adalah UTS Psikologi Belajar itu sendiri, sedangkan respons adalah bagaimana mahasiswa merespons (menjawab) soal-soal UTS yang Ibu berikan. Dan respons-respons yang diberikan pun berbeda-beda antar tiap mahasiswa.
 
Saya sendiri merespons stimuli (UTS) pada awalnya sedikit bersantai. Saya mulai menjawab soal pertama pada hari Jumat. Lalu setelah itu saya mulai mendapat tekanan dari berbagai sisi seperti teman-teman yang sudah banyak selesai atau hampir selesai, dan teguran dari Ibu Dina yang membuat respons saya menjadi lebih meningkat. Dan saya menjadi lebih berusaha lebih baik lagi dalam menjawab soal-soal sesegera mungkin dan sebaik mungkin.
 
Ujian seperti ini mengajarkan saya untuk lebih dapat memanajemen waktu dan mengajarkan saya bahwa di jaman dimana teknologi sudah berkembang pesat kita tidak hanya dapat mengerjakan ujian secara konvensional seperti di kelas tapi juga dapat dilakukan dengan teknologi internet seperti ini.

Thankyou!!!


Jumat, 04 Oktober 2013

BAB 10 KOGNITIF SOSIAL BANDURA

BAB 10 KOGNITIF SOSIAL BANDURA

PRINSIP BELAJAR

Teori kognitif-sosial Albert Bandura berusaha menjelaskan belajar dalam latar naturalistik. Berbeda dengan latar laboratorium, lingkungan sosial memberi banyak kesempatan bagi individu untuk mendapatkan keterampilan dan kemampuan yang kompleks melalui observasi perilaku model dan konsekuensi behavioral.

Asumsi Teori Belajar Kognitif-Sosial

  1. Pemelajar dapat (a) mengabstraksi informasi dari pengamatan terhadap orang lain, dan (b) membuat keputusan tentang perilaku yang akan dijalankan.
  2. Tiga cara relasi yang saling terkait antara perilaku (B), lingkungan  (E) dan kejadian personal internal (P) akan menjelaskan belajar.
  3.  Belajar adalah akuisisi representasi simbolis dalam bentuk kode verbal atau visual.

Komponen Belajar


Dalam latar naturalistik, individu mempelajari perilaku baru melalui observasi atau model serta akibat dari tindakannya.

  1. Model Kelakuan
  • Model nyata antara lain adalah anggota keluarga, kawan, rekan kerja, dan orang lain yang berhubungan langsung dengan individu.
  • Model simbolik sebaliknya adalah gambaran representasi perilaku, seperti televisi dna film yang menggambarkan lingkungan dan situasi dimana anak, remaja, atau orang dewasa tidak berhubungan langsung dengan situasi itu.


  1.  Konsekuensi dari perilaku yang dicontohkan
  • Penguatan pengganti (vicarious reinforcement). Perilaku model harus menghasilkan penguatan untuk perilaku tertentu, dan reaksi emosional positif harus terbangkitkan pada diri pengamat.
  • Penguatan langsung adalah hasil langsung yang dimunculkan oleh perilaku imitiatif selanjutnya dari pengamat.
  • Penguatan yang diatur sendiri oleh pengamat untuk perilaku imitiatifnya.

  1. Proses Internal Pemelajar
Proses  kognitif  berperan penting dalam belajar. Kemauan pemelajar untuk mengkodekan dan menyimpan pengalaman fana ke dalam bentuk simbolik. Dan untuk mempresentasikan konsekuesi masa depan dalam pikiran merupakan hal yang penting untuk perolehan dan perubahan perilaku manusia. Pemprosesan kognitif terhadap peristiwa dan konsekuensi potensial menjadi pedoman perilaku pemelajar. Ada empat komponen yang bertanggung jawab pada proses belajar dan kinerja, yaitu proses atensi, retensi, produksi motorik, dan proses motivasi.


     4.      Self efficacy

Konstruk yang disebut ketangguhan diri (self-efficacy) adalah keyakinan seseorang tentang kemampuannya sendiri dan keyakinan ini memotivasi pemelajar dengan cara tetentu. Keyakinan ketangguhan diri (self efficacy) adalah keyakinan seseorang pada kemampuannya untuk mengorganisasikan dan melaksanaka tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan pencapaian tertentu.


Selasa, 01 Oktober 2013

BAB III Otak Manusia




BAB III Otak Manusia


Otak manusia adalah sistem alamiah yang paling kompleks yang pernah dikenal di alam ini; kompleksitasnya menyamai dan mungkin melebihi kompleksitas struktur ekonomi dan sosial yang paling rumit sekalipun. Otak adalah bidang ilmu yang baru.

 

Pembentukan Otak

Blok pembentukan dasar otak adalah neuron, yang merupakan unit komunikasi, sel-sel glial yang memberikan dukungan struktural untuk neuron. Masing-masing neuron terdiri dari satu sel dan “kabel” komunikasi antar neuron dinamakan axon (“ekor panjang”) dan seperangkat dendrite atau cabang.

Struktur Otak

Otak terdiri dari neuron dan jaringan neuron (struktur mikroskopis) dan struktur subcortical dan cortical. Blok pembentuk dasar otak adalah neuron, yang merupakan unit komunikasi. Masing-masing neuron terdiri satu sel dan ”kabel” komunikasi antar neuron dinamakan axon dan seperangkat dendrit atau cabang. Ketika satu neuron aktif, ia mengirimkan aliran listrik melewati axon ke synaps. Ketika aliran listrik itu sampaike synaps, ia kemudian dibawa melintasi synaps oleh cairan kimia yang dikenal sebagai neurotransmitter. 

Subkortikal dari otak tersebut memiliki empat struktur yaitu thalamus yang berfungsi untuk memproses informasi visual dan audio, hypothalamus yang berfungsi memonitor keadaan internal seperti asupan makanan, minuman, dan suhu tubuh, amygdala terlibat dalam emosional dan memberikan penilaian dengan cepat, dan yang keempat yaitu cerebellum bertanggung jawab atas koordinasi otot, gerakan motorik halus dan keseimbangan. Sedangkan pada struktur kortikal, seperti hippocampus menjalankan peran dalam belajar dan memori, serta cingulate cortex terlibat dalam emosi.