Tips Meningkatkan Self-Esteem
- Accept yourself.
- Respect your own needs.
- Focus on things that make you feel good.
- Set goals you can reach.
- Focus on positive thoughts.
- Make a point to learn new things.
- Solve problems.
- Focus on your skills, not your weaknesses.
- Don’t blame others for your own mistakes.
- Develop a good opinion of yourself.
- Accept that nothing and no one is perfect.
Accept yourself.
Kebanyakan dari kita ‘kekurangan’ bukan karena apa yang tidak kita
miliki, melainkan dari apa yang kita pikir harus kita miliki. Terimalah
bahwa kamu utuh apa adanya, well-equipped; sudah demikian
diciptakan untuk ‘siap tempur’, apapun kondisi yang ada. Kamu tidak
harus bertarung di lapangan tempur orang lain untuk menerima penghargaan
dan menelantarkan pertempuranmu sendiri. Karena bagaimanapun, orang
lain belum tentu bisa meng-handle apa yang membebanimu sebaik dirimu. So, the next time you ask, “Why ME?” the answer is, “Why NOT?”
Respect your own needs. Hargai dan penuhilah kebutuhan
pokokmu terlebih dahulu sebelum bisa membantu membuat dunia jadi lebih
baik bagi orang lain. Teman-teman butuh kamu untuk meramaikan saat-saat hang out
atau berlibur, bos butuh kamu lembur untuk memenuhi target, orangtuamu
butuh melihatmu menjadi orang yang lebih sukses dari diri mereka… Kamu
tidak bisa membebankan begitu saja semua tanggungjawab itu tanpa
menghiraukan kebutuhanmu sendiri.
Istirahatlah selama beberapa waktu, habiskan waktu sendiri
menyelesaikan sebuah proyek seni yang sedang kamu kerjakan, atau bicara
pada doktermu tentang kondisi kesehatanmu, sebelum melakukan
aktivitas-aktivitas besar yang membutuhkan keterlibatan penuh hati serta
pikiranmu itu. Jangan sampai keder belakangan, karena nggak bisa menyelesaikan tuntutan pekerjaan sesuai yang diinginkan.
Focus on things that make you feel good. Apa pekerjaan yang
sudah pasti akan membuatmu merasa puas? Ngeblog, membuat karya seni,
ngoprek-oprek komputer, memasak, berkebun…? Lakukan hal-hal yang positif
dan sederhana yang membuatmu senang. Hobi (kemungkinan) berasal dari
kata Arab Hubb yang berarti “cinta”. Pikirkan hobi atau kegiatan yang kamu senangi dan membuatmu tersenyum hanya dengan memikirkannya.
Set goals you can reach. Mimpi itu memang penting. Tapi
terkadang ketika memiliki keinginan-keinginan besar, kamu bisa mengalami
stagnansi atau penangguhan, rintangan dan keterbatasan yang kadarnya
seimbang dengan keinginan-keringinan tersebut. Sebagian orang menerima
masalah ini secara tidak konstruktif. Pikiran bisa menciptakan
khayalan-khayalan yang delusif dan ini seringkali berujung pada banyak
hal lain yang tidak ‘sehat’ bagi perkembangan positif diri.
Buatlah target-target yang kamu tahu bisa kamu capai. Mulailah dari
hal-hal yang sederhana. Misalnya, untuk blogger, meninggalkan komen di
minimal lima blog lain dalam satu hari itu, menambahkan 10 halaman dalam
cerita fiksi yang sedang kamu tulis, menyumbangkan pakaian atau
buku-buku bekas ke panti asuhan atau organisasi amal, mengecat hewan peliharaan dinding kamar dengan warna favorit, atau membeli makanan kecil untuk anak-anak di rumah sepulang bekerja.
Karena rasa penghargaan dan percaya terhadap diri sendiri bisa bertambah ketika kita merasa telah menyelesaikan sesuatu (accomplishment).
Focus on positive thoughts. Nasehat
ini mungkin udah mulai mem-’purba’ alias udah sering banget disampaikan
bagi semua masalah. Namun terkadang berpikir positif tidak semudah
membalikkan martabak India. He. Terutama ketika di tengah situasi yang
membuat kamu sulit untuk tidak berpikir buruk tentang suatu masalah atau
orang lain di sekitarmu. Ingat bahwa ketika kita memfokuskan pikiran
pada masalah/sisi negatifnya, kita tidak akan menyelesaikan masalah, tapi justru mendatangkan lebih banyak masalah (law of attraction, I guess?).
Kamu tidak bisa menampung semua negativitas itu selamanya. Berbuatlah
yang terbaik yang bisa kamu lakukan dan berhenti memikirkan sisi buruk
dari segala sesuatunya.
Make a point to learn new things. Ilhami dirimu untuk belajar hal-hal baru. Dan usahakan untuk menekuninya hingga
tingkat keterampilan yang cukup. Belajar hal baru dapat mengembangkan
kemampuan otak dan mental. Segera setelah kamu memulainya, kamu akan
menyadari bahwa dirimu punya banyak potensi yang bisa digali; bahwa kamu
bisa melakukan hal-hal besar!
Nggak ada salahnya kalo cewek belajar gitar, atau berlatih panjat
tebing (cowok dan cewek), memasak atau bikin kue-kue yang pembuatannya
agak rumit, kursus bahasa Jepang atau Korea, mengambil pekerjaan
sampingan di bidang yang berbeda dari yang biasanya kamu jalani, dan
lain-lain.
Solve problems. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya,
menyelesaikan suatu pekerjaan bisa memberikan kepuasan dan meningkatkan
rasa percaya diri. Nggak mesti mencari pekerjaan-pekerjaan yang rumit
jika masih ada level-level game Angry Birds yang belum kamu taklukkan,
eksekusi konsep postingan yang udah lama nangkring di Draft blog,
selesaikan merakit sepeda anak (yang masih terpencar-pencar selama dua
bulan sejak dibeli dari toko). Rasa puas dari memecahkan masalah adalah
obat paling efektif untuk membuat diri merasa lebih baik. You’re a great
person, anyway.
Focus on your skills, not your weaknesses.
Segala sesuatu yang negatif itu nggak ada batasnya. Sementara segala
sesuatu yang positif itu terbatas. Keinget iklan rokok? Betul sekali.
“Jenius itu ada batasnya, bodoh itu nggak terbatas.” Ketika kita
menyorot kelemahan-kelemahan kita, atau segala hal negatif secara umum,
pikiran tidak akan puas dan selalu mencoba menemukan hal buruk lain yang
bisa ia ‘santap’. Sebagian besar dari penilaian itu bahkan tidak
realistis, hanya hasil dari perspesi yang keliru.
Ketika kamu menyorot pada bakat yang kamu miliki, kamu menyadari
masih banyak hal yang bisa kamu gali. Plus, siapa tahu kemampuan itu
akan berguna bagi banyak orang yang membutuhkannya.
Kamu tidak dinilai baik atau buruk karena kemampuan dan kelemahanmu,
tapi dari bagaimana orang bisa memperoleh manfaat dari pekerjaan yang
kamu hargai dan senangi.
Don’t blame others for your own mistakes. Baik itu kesalahan
dirimu sendiri, orang lain, atau tidak sepenuhnya salah siapa-siapa,
menyalahkan orang lain hanya membuang-buang energi. Banyak terjadi
konflik yang sebenarnya tidak perlu, keributan yang dipicu oleh masalah
sepele, atau penderitaan batin yang tidak ada habisnya hanya karena kita
menghabiskan waktu menyalahkan faktor luar atau orang lain. Berhentilah
sebelum kamu menyakiti diri sendiri. Bertanggungjawablah terhadap
segala kesalahan yang sudah terlanjur terjadi. Lihatlah batasan-batasan
yang kamu punya, batasan-batasan yang orang lain punya, dan apa yang
bisa kamu lakukan dengan segala yang tersisa.
Rasa tanggungjawab akan membantu kamu untuk bergerak maju,
mengembangkan dan memperbaiki masalah; membantu menilai apa yang terbaik
yang bisa dilakukan; dan mencegah tindakan yang sia-sia/tidak
bermanfaat.
Develop a good opinion of yourself. Mudah
sekali untuk membuat diri merasa rendah dengan opini-opini yang
mengecilkan hati. Kata-kata negatif itu akan ‘memberi makan’ ego yang suka membuat peraturan bahwa kamu memang tidak bisa melakukan hal-hal tertentu. Ia membatasi kemampuanmu untuk berusaha lebih.
Opini yang baik tentang diri tidaklah susah dicari. Mulai dari
sekedar rasa kepedulianmu terhadap orang lain, atau kualitas-kualitas
yang teman-temanmu kenali dari dirimu, kemampuanmu untuk melihat keindahan
dalam diri orang lain, hal-hal kecil yang kamu lakukan untuk membantu
dan menyenangkan orang, atau sekedar hobi yang bisa kamu kerjakan dengan
baik.
Ini berbeda dengan narsis. Narsis adalah ketika kita mengklaim sesuatu sebagai milik pribadi tapi
tidak mendorong kita untuk membantu orang lain. Mengembangkan opini
positif tentang dirimu akan mendorong kamu untuk memperlakukan diri
sendiri dengan lebih baik, serta membantu orang lain dengan masalah yang
sama atau berhubungan, berbekal kualitas-kualitas yang sudah ada
tertanam dalam diri.
Accept that nothing and no one is perfect. Alice Walker, seorang penulis masalah ras dan gender, mengatakan, “In
nature, nothing is perfect and everything is perfect. Trees can be
contorted, bent in weird ways, and they’re still beautiful.”
Ketidaksempurnaan adalah apa yang membuat segalanya indah, dan utuh apa
adanya. Segalanya, tanpa tindak kejatahan dan kebencian, adalah
sebagaimana Tuhan menciptakannya sejak awal. Kamu, saya, kita tidak
dimaksudkan untuk mempertanyakan atau mengeluh tentang ketidaksempurnaan
ini. Kita adalah potongan puzzle yang saling melengkapi satu sama lain,
bersama alam, manusia, dan akhirnya, Tuhan.
Ketika orang keliru menilaimu, atau rencana tidak berjalan sesuai
yang diharapkan, itu bukan salahmu atau dunia yang tidak bisa selalu
sempurna. Tapi itu mungkin adalah ‘panggilan’ untuk mengambil jalan
lain, mengusahakan cara-cara lain yang lebih cocok dan sesuai. Dan
seringkali kuncinya adalah kesabaran. Dengan kesadaran
yang lebih jernih tentang ketidaksempurnaan, dengan izin Tuhan Yang Maha
Kuasa, maka tidak ada yang mustahil untuk kita capai.
Tambahan terakhir: do one change at a time.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar