Senin, 04 Juni 2012

Tips Meningkatkan Self-Esteem

Tips Meningkatkan Self-Esteem

  1. Accept yourself.
  2. Respect your own needs.
  3. Focus on things that make you feel good.
  4. Set goals you can reach.
  5. Focus on positive thoughts.
  6. Make a point to learn new things.
  7. Solve problems.
  8. Focus on your skills, not your weaknesses.
  9. Don’t blame others for your own mistakes.
  10. Develop a good opinion of yourself.
  11. Accept that nothing and no one is perfect.


Accept yourself. Kebanyakan dari kita ‘kekurangan’ bukan karena apa yang tidak kita miliki, melainkan dari apa yang kita pikir harus kita miliki. Terimalah bahwa kamu utuh apa adanya, well-equipped; sudah demikian diciptakan untuk ‘siap tempur’, apapun kondisi yang ada. Kamu tidak harus bertarung di lapangan tempur orang lain untuk menerima penghargaan dan menelantarkan pertempuranmu sendiri. Karena bagaimanapun, orang lain belum tentu bisa meng-handle apa yang membebanimu sebaik dirimu. So, the next time you ask, “Why ME?” the answer is, “Why NOT?” 
Respect your own needs. Hargai dan penuhilah kebutuhan pokokmu terlebih dahulu sebelum bisa membantu membuat dunia jadi lebih baik bagi orang lain. Teman-teman butuh kamu untuk meramaikan saat-saat hang out atau berlibur, bos butuh kamu lembur untuk memenuhi target, orangtuamu butuh melihatmu menjadi orang yang lebih sukses dari diri mereka… Kamu tidak bisa membebankan begitu saja semua tanggungjawab itu tanpa menghiraukan kebutuhanmu sendiri.
Istirahatlah selama beberapa waktu, habiskan waktu sendiri menyelesaikan sebuah proyek seni yang sedang kamu kerjakan, atau bicara pada doktermu tentang kondisi kesehatanmu, sebelum melakukan aktivitas-aktivitas besar yang membutuhkan keterlibatan penuh hati serta pikiranmu itu. Jangan sampai keder belakangan, karena nggak bisa menyelesaikan tuntutan pekerjaan sesuai yang diinginkan.
Focus on things that make you feel good. Apa pekerjaan yang sudah pasti akan membuatmu merasa puas? Ngeblog, membuat karya seni, ngoprek-oprek komputer, memasak, berkebun…? Lakukan hal-hal yang positif dan sederhana yang membuatmu senang. Hobi (kemungkinan) berasal dari kata Arab Hubb yang berarti “cinta”. Pikirkan hobi atau kegiatan yang kamu senangi dan membuatmu tersenyum hanya dengan memikirkannya. 
Set goals you can reach. Mimpi itu memang penting. Tapi terkadang ketika memiliki keinginan-keinginan besar, kamu bisa mengalami stagnansi atau penangguhan, rintangan dan keterbatasan yang kadarnya seimbang dengan keinginan-keringinan tersebut. Sebagian orang menerima masalah ini secara tidak konstruktif. Pikiran bisa menciptakan khayalan-khayalan yang delusif dan ini seringkali berujung pada banyak hal lain yang tidak ‘sehat’ bagi perkembangan positif diri.
Buatlah target-target yang kamu tahu bisa kamu capai. Mulailah dari hal-hal yang sederhana. Misalnya, untuk blogger, meninggalkan komen di minimal lima blog lain dalam satu hari itu, menambahkan 10 halaman dalam cerita fiksi yang sedang kamu tulis, menyumbangkan pakaian atau buku-buku bekas ke panti asuhan atau organisasi amal, mengecat hewan peliharaan dinding kamar dengan warna favorit, atau membeli makanan kecil untuk anak-anak di rumah sepulang bekerja.
Karena rasa penghargaan dan percaya terhadap diri sendiri bisa bertambah ketika kita merasa telah menyelesaikan sesuatu (accomplishment).
Focus on positive thoughts.  Nasehat ini mungkin udah mulai mem-’purba’ alias udah sering banget disampaikan bagi semua masalah. Namun terkadang berpikir positif tidak semudah membalikkan martabak India. He. Terutama ketika di tengah situasi yang membuat kamu sulit untuk tidak berpikir buruk tentang suatu masalah atau orang lain di sekitarmu. Ingat bahwa ketika kita memfokuskan pikiran pada masalah/sisi negatifnya, kita tidak akan menyelesaikan masalah, tapi justru mendatangkan lebih banyak masalah (law of attraction, I guess?).  Kamu tidak bisa menampung semua negativitas itu selamanya. Berbuatlah yang terbaik yang bisa kamu lakukan dan berhenti memikirkan sisi buruk dari segala sesuatunya.
Make a point to learn new things. Ilhami dirimu untuk belajar hal-hal baru. Dan usahakan untuk menekuninya hingga tingkat keterampilan yang cukup. Belajar hal baru dapat mengembangkan kemampuan otak dan mental. Segera setelah kamu memulainya, kamu akan menyadari bahwa dirimu punya banyak potensi yang bisa digali; bahwa kamu bisa melakukan hal-hal besar!
Nggak ada salahnya kalo cewek belajar gitar, atau berlatih panjat tebing (cowok dan cewek), memasak atau bikin kue-kue yang pembuatannya agak rumit, kursus bahasa Jepang atau Korea, mengambil pekerjaan sampingan di bidang yang berbeda dari yang biasanya kamu jalani, dan lain-lain.
Solve problems. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, menyelesaikan suatu pekerjaan bisa memberikan kepuasan dan meningkatkan rasa percaya diri. Nggak mesti mencari pekerjaan-pekerjaan yang rumit jika masih ada level-level game Angry Birds yang belum kamu taklukkan, eksekusi konsep postingan yang udah lama nangkring di Draft blog, selesaikan merakit sepeda anak (yang masih terpencar-pencar selama dua bulan sejak dibeli dari toko). Rasa puas dari memecahkan masalah adalah obat paling efektif untuk membuat diri merasa lebih baik. You’re a great person, anyway.
Focus on your skills, not your weaknesses. Segala sesuatu yang negatif itu nggak ada batasnya. Sementara segala sesuatu yang positif itu terbatas. Keinget iklan rokok? Betul sekali. “Jenius itu ada batasnya, bodoh itu nggak terbatas.” Ketika kita menyorot kelemahan-kelemahan kita, atau segala hal negatif secara umum, pikiran tidak akan puas dan selalu mencoba menemukan hal buruk lain yang bisa ia ‘santap’. Sebagian besar dari penilaian itu bahkan tidak realistis, hanya hasil dari perspesi yang keliru.
Ketika kamu menyorot pada bakat yang kamu miliki, kamu menyadari masih banyak hal yang bisa kamu gali. Plus, siapa tahu kemampuan itu akan berguna bagi banyak orang yang membutuhkannya.
Kamu tidak dinilai baik atau buruk karena kemampuan dan kelemahanmu, tapi dari bagaimana orang bisa memperoleh manfaat dari pekerjaan yang kamu hargai dan senangi.
Don’t blame others for your own mistakes. Baik itu kesalahan dirimu sendiri, orang lain, atau tidak sepenuhnya salah siapa-siapa, menyalahkan orang lain hanya membuang-buang energi. Banyak terjadi konflik yang sebenarnya tidak perlu, keributan yang dipicu oleh masalah sepele, atau penderitaan batin yang tidak ada habisnya hanya karena kita menghabiskan waktu menyalahkan faktor luar atau orang lain. Berhentilah sebelum kamu menyakiti diri sendiri. Bertanggungjawablah terhadap segala kesalahan yang sudah terlanjur terjadi. Lihatlah batasan-batasan yang kamu punya, batasan-batasan yang orang lain punya, dan apa yang bisa kamu lakukan dengan segala yang tersisa.
Rasa tanggungjawab akan membantu kamu untuk bergerak maju, mengembangkan dan memperbaiki masalah; membantu menilai apa yang terbaik yang bisa dilakukan; dan mencegah tindakan yang sia-sia/tidak bermanfaat.
Develop a good opinion of yourself. Mudah sekali untuk membuat diri merasa rendah dengan opini-opini yang mengecilkan hati. Kata-kata negatif itu akan ‘memberi makan’ ego yang suka membuat peraturan bahwa kamu memang tidak bisa melakukan hal-hal tertentu. Ia membatasi kemampuanmu untuk berusaha lebih.
Opini yang baik tentang diri tidaklah susah dicari. Mulai dari sekedar rasa kepedulianmu terhadap orang lain, atau kualitas-kualitas yang teman-temanmu kenali dari dirimu, kemampuanmu untuk melihat keindahan dalam diri orang lain, hal-hal kecil yang kamu lakukan untuk membantu dan menyenangkan orang, atau sekedar hobi yang bisa kamu kerjakan dengan baik.
Ini berbeda dengan narsis. Narsis adalah ketika kita mengklaim sesuatu sebagai milik pribadi tapi tidak mendorong kita untuk membantu orang lain. Mengembangkan opini positif tentang dirimu akan mendorong kamu untuk memperlakukan diri sendiri dengan lebih baik, serta membantu orang lain dengan masalah yang sama atau berhubungan, berbekal kualitas-kualitas yang sudah ada tertanam dalam diri.
Accept that nothing and no one is perfect. Alice Walker, seorang penulis masalah ras dan gender, mengatakan, “In nature, nothing is perfect and everything is perfect. Trees can be contorted, bent in weird ways, and they’re still beautiful.” Ketidaksempurnaan adalah apa yang membuat segalanya indah, dan utuh apa adanya. Segalanya, tanpa tindak kejatahan dan kebencian, adalah sebagaimana Tuhan menciptakannya sejak awal. Kamu, saya, kita tidak dimaksudkan untuk mempertanyakan atau mengeluh tentang ketidaksempurnaan ini. Kita adalah potongan puzzle yang saling melengkapi satu sama lain, bersama alam, manusia, dan akhirnya, Tuhan.
Ketika orang keliru menilaimu, atau rencana tidak berjalan sesuai yang diharapkan, itu bukan salahmu atau dunia yang tidak bisa selalu sempurna. Tapi itu mungkin adalah ‘panggilan’ untuk mengambil jalan lain, mengusahakan cara-cara lain yang lebih cocok dan sesuai. Dan seringkali kuncinya adalah kesabaran. Dengan kesadaran yang lebih jernih tentang ketidaksempurnaan, dengan izin Tuhan Yang Maha Kuasa, maka tidak ada yang mustahil untuk kita capai.
Tambahan terakhir: do one change at a time.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar